1 bulan tanpa instagram – sebagai media sosial favorit, beberapa orang justru berniat untuk tidak atau menyudahi penggunaan instagram termasuk saya, kenapa?
Instagram adalah sosial media favorit selama beberapa tahun terakhir.
Dalam beberapa tahun terakhir itu juga cara hidup kita berubah nyaris 99% karena dampak yang dihasilkan dari sosial media ini.
Banyak yang membahas tentang sifat tersembunyi lainnya dari Instagram, mereka sebut itu dengan ‘Toxisitas Instagram’ atau Instagram Toxic.
Sebegitu berbahayanya kah efek samping dari toksisitas instagram?
Saya memang memperhatikan perubahan pola yang terjadi di diri saya sendiri, dan tentunya di beberapa orang terhadap pengaruh Instagram ini.
Walaupun tidak bisa dipungkiri saya juga mendapat beberapa manfaat dari Instagram, tapi seperti tadi yang sudah disebutkan, toksisitas Instagram cukup berdampak negatif.
Karenanya saya memutuskan untuk menghapus aplikasi instagram dari Smartphone saya, dan per tanggan 16 Februari 2019, saya resmi 1 bulan tanpa Instagram.
Saya bagi sedikit pengalaman saya terkait 1 bulan tanpa Instagram berikut.
1 Bulan Tanpa Instagram
Instagram adalah ..
Anda mungkin nyaris tidak pernah mendengar nama Burbn. Inc bukan?
Ya, tahun 2010, CEO dari perusahaan tersebut, yaitu Kevin Systrom dan Mike Krieger, memutuskan untuk membuat aplikasi Smartphone yang berfokus pada sebuah layanan bertukar foto, komentar dan kemampuan untuk menyukai foto tersebut.
Terminologi Instagram pun berasal dari penggalan kata ‘Insta‘ yang diambil dari kata Instant, dan ‘Gram‘ dari telegram, alat bertukar informasi, maksudnya adalah layanan bertukar infomasi (dalam hal ini berukar informasi foto) secara instan.
Anda pengguna Instagram yang setiap hari 4-5 jam melihat Instagram pun, saya rasa tidak tahu kenapa disebut Instagram.
Jadi pada awal dilahirkannya, Instagram adalah sarana bertukar foto instan, dan hanya spesifik pada pengguna Iphone.
Tidak perlu waktu lama bagi Instagram untuk terkenal melampaui kompetitornya yang sebelumnya sudah fokus di Niche yang sama, cukup 2 tahun.
Ditambah lagi pasca diakuisisi oleh facebook tahun 2012, maka Instagram semakin populer dan makin tak terbendung.
Mark Zuckerberg memang cukup jenius melihat peluang peluang bisnis ini.
dan tahun 2016, Instagram memperkenalkan Logo dan tampilan (User Interface) yang sama sekali baru).
dan Sampai akhir 2018, sudah ada lebih dari 500 Juta orang menggunakan Instagram di Dunia ini.
Jumlah ini setara dengan 2 kali penduduk Indonesia, dan 1/3 dari penduduk China.
Toksisitas Instagram
Anda bisa googling dengan kata kunci “Instagram Toxicity”, anda akan menemukan banyak referensi terkait yang membahas tentang pengaruh Instagram ke kesehatan mental (Mental Health).
Artikel menarik pertama yaitu dari website TIME, website dengan 40 juta pengunjung perbulan itu memberikan judul :
Why Instagram is The Worst Social Media for Mental Health
(Kenapa Instagram adalah Sosial media terburuk untuk kesehatan mental)
TIME mengambil data dari penelitian yang dilukan oleh Royal Society for Public Health atau RSPH, Inggris yang melakukan penelitian terhadap 1500 pemuda.
Mereka menyimpulkan bahwa Instagram berada di peringkat teratas sebagai penyebab dampak negatif terhadap mental health bagi pemuda.
Secara garis besar, menurut RSPH, bahwa Instagram dapat meningkatkan beberapa hal yaitu :
- Meningkatkan Kegelisahan (Anxiety)
- Depresi
- Gangguan Tidur
- Bentuk Tubuh
- Perundungan (Bullying)
- dan Ketakutan akan kehilangan (Fear Of Moving Out ; FOMO)
Kita akan bahas beberapa poin tersebut satu per satu mengacu pada hasil penelitian dari RSPH.
Meningkatkan Kegelisahan (Anxiety)
Saya rasa setelah ini anda akan mencoba juga 1 bulan Tanpa Instagram, karena faktanya peningkatan kegelisaha terjadii hingga 70% pada remaja usia sekitar 25 tahun.
Yang lebih mengerikan, kegelisahan itu meningkat akibat dari Social Media Instagram.
Seorang yang menghabiskan waktunya lebih dari 2 jam ber-Instagram-ria, akan mengalami tingkat kegelisahan yang sangat buruk.
Kasus yang diambil oleh RSPH ini cukup menarik, riset mereka menjelaskan penyebab kegelisahan ini salah satunya adalah berikut :
“Melihat secera terus menerus teman anda atau orang lain berlibur, atau menikmati malamnya dan kegembiraan hari harinya, akan menyebabkan seolah hal itu hilang dari diri anda”
Kalau dipermudah, maka anda akan gelisah melihat orang lain berlibur dan menikmti hari hari yang dimana anda tidak dapat melakukannya, baik itu sementara atau tidak.
Hal ini akan membuat anda berpikir :
- “Enak ya dia jalan jalan mulu”
- “eh dimana lagi nih orang, kemarin di Korea, sekarang di Paris”
- “Foto dalam mobil, mobilnya keren banget”
- dsb
Secara tidak sadar anda sudah mengalami gangguan pada kesehatan mental.
Yang dimaksud bukannya Gila ya, tapi Psychological Distress yaitu sebuah kombinasi antara Kegelisahan dan depresi.
Kegelisahan lain yang cukup berhaya dan membuat anda sedikit ‘gila’ adalah
Kegelisahan atau kekhawatiran anda akan cara berpikir orang lain terhadap foto yang anda bagikan
Iya kan?
Sampai akhirnya anda akan mengedit dan mencari sudut pandang yang terbaik yang akan anda post di Instagram, dan mulai berpikir dan khawatir dengan perspektif orang lain.
saya 100000% setuju dengan hasil penelitian ini.
Kekhawatiran inilah yang bisa meningkatkan kegelisahan anda, alih alih anda hidup dengan tenang dan menjalani hidup anda sesuai dengan keinginan anda, malah penuh dengan kegelisahan dan terkurung dalam kekhawatiran akan perpektif orang lain
Depresi
Masih dari hasil penelitian RSPH, bahwa 80.000 remaja di Amerika mengalami depresi ringan.
Menggunakan Instagram atau sosial media dalam lebih dari 2 jam akan meningkatkan stress dan menurunkan tingkat kesehatan mental.
Remaja tersebut adalah bukti yang sangat nyata dari dampak negatif menggunakan sosial media secara berlebihan.
Disamping itu juga menggunakan sosial media berlebihan ini bisa meningkatkan Psycoloical Stress dan kecenderungan untuk bunuh diri.
Ya, bisa sampai separah itu.
Fenomena ini disebut dengan Facebook Depression yang dikaitkan dengan seberapa intens para remaja tersebut menggunakan Instagram.
Tau apa yang lebih menarik?
RSPH membahas ini dengan sangat detail.
Penyebab kenapa para remaja bisa mengalami facebook Depression adalah karena Secara terus menerus mendapatkan tekanan dari sebuah persepsi yang tidak sesuai dengan realitanya.
Gangguan Tidur
Kesehatan mental sangat terhubung ke kesehatan tidur, kalau anda mengalami gangguan kesehatan mental, tentunya anda akan sedikit lebih sulit untuk tidur.
Misal anda sedang dalam keadaan khawatir akan sesuatu, seperti skripsi misalnya, maka anda akan sulit untuk tidur, karena psikologis anda terganggu dengan kekhawatiran tersebut.
Selain karena kegelisahan, kurangnya kualitas tidur disebabkan oleh pancaran sinar dari Smartphone yang justru ‘memutus’ proses ngantuk agar anda bisa tertidur.
Karena itu sering kita dengan bahwa sebaiknya jauhkan 1 – 2 jam Smartphone anda sebelum tidur.
Hal tersebut dilakukan dengan maksud agar mata dan otak kita tidak terdistrupsi dari proses menuju tidur, alias ngantuk.
Bentuk Tubuh
Saya rasa ini bukan lagi problem yang hanya ditemui oleh anda para wanita, melainkan para pria yang mulai kerepotan dengan perut buncitnya.
Ya, dengan melihat figur figur dengan perspektif artifisial yang seolah mereka lah definisi dari cantik, langsing dan tubuh ideal sesungguhnya, akan membuat anda perlahan merasa gelisah.
Mungkin awalnya anda tidak perduli, dan sekedar mengagumi :
“Wah badannya bagus ya, langsing kaya jam pasir”
“Wah body-nya kaya bodi gitar listrik kesetrum“
Berawal dari pujian pujian tersebutlah anda perlahan akan digiring menuju ketidak percayaan diri.
data dari RSPH menunjukan bahwa :
9 dari 10 wanita tidak puas dengan bentuk tubuhnya
Kasus terparahnya adalah dengan mengonsumsi obat pelangsing dengan efek samping yang sama sekali tidak bisa dipertanggungjawabkan, yaitu Kematian !
Untuk tingkat yang sedikit lebih berkelas adalah operasi plastik, yang ya sebetulnya orang lain pun juga tidak begitu peduli dengan kecantikan atau ketampanan anda.
Perundungan (cyberbullying)
iya, saya tau mungkin dari anda asing mendengar kata perundungan, kata lainnya adalah bully.
Bagi saya Cyberbullying ini adalah hal yang amat sangat tidak bertanggungjawab.
Faktanya 7 dari 10 orang pernah mengalami Cyberbullying.
dan cyberbullying sangat berkorelasi ke kesehatan mental seseorang.
Anda mungkin cukup rutin melihat para penjaja komentar komentar pedas di sosial media, yang bahkan anda tidak tau dan tidak kenal dia siapa.
Sesekali mereka saling beradu gagasan kosong dan berdebat dengan ‘fasilitas’ komentar yang disediakan.
Apakah kesehatan mental mereka terganggu ?
Iya !
Anda bisa mencari contoh yang sangat banyak di google tentang kasus cyberbullying yang berujung pada bunuh diri.
kita semua tau akhirnya, kesiasiaan.
dan yang terakhir adalah yang paling menarik, dan anda pasti manggut manggut membacanya, yaitu :
Fear of Missed Out (F o M O)
Untuk anda yang tidak pernah mau jauh dari Smartphone atau gadget anda karena anda khawatir tidak tau kalau ada notifikasi, maka sila komen dan ketik :
“Ya, itu saya !”
dan selamat, anda sudah masuk dalam zona FoMO.
atau anda yang membiarkan Smartphone anda di Charge namun anda tetap menggunakannya, ya anda..
anda juga sudah masuk ke Zona FoMO !
FoMO adalah ketakutan yang terjadi bila jauh dari sosial media, sebuah sindrome gangguan kesehatan mental yang berakibat sangat berbahaya.
Ketika anda sudah terjerat FoMO, maka anda sudah berada dalam level tertinggi berinteraksi dengan menggunakan sosial media.
Kehadiran FoMO dalam hidup anda mulai menggerogoti kehidupan nyata anda, dan anda nyaris tidak perduli dengan kehidupan anda yang sesungguhnya.
FoMO membuat pelajar terganggu belajarnya karena sesekali mengecek notifikasi sosial medianya.
FoMO membuat para pekerja lalai dalam pekerjaannya karena melihat banyaknya notifikasi yang muncul setelah fotonya berhasil di upload.
FoMO membuat ibu harus menyesal melihat anaknya terjatuh karena kelalaiannya dalam mengawasi kegiatan anaknya.
dan beberapa hal lain yang terdisrupsi dengan adanya ketergantungan dan candu terhadap sosial media, dalam hal ini Instagram.
sampai sini mungkin anda sudah tau beberapa alasan kenapa saya memutuskan untuk 1 bulan tanpa Instagram.
Lantas apa yang saya lakukan selama 1 bulan tanpa instagram tersebut ?
Ganti dengan Ini
Semua waktu yang saya gunakan utnuk ber-instagram-ria, saya ganti dengan beberapa kegiatan berikut :
1- Membaca Buku
sejak itu saya berkomitmen untuk menghabiskan 1 buku selama sebulan, dan membaca buku baru di bulan berikutnya.
Tentunya bukan hal yang mudah untuk switch dari kebiasaan scrolling tap tap Instagram menjadi membolak balikkan halaman buku.
Perlu proses setidaknya beberapa minggu bagi saya untuk melepaskan tangan ini dari Smartphone dan menggantinya dengan buku.
Sejak itu saya merasa ada hal yang selama ini saya merasa seperti ada missing link dari keseluruhan hidup saya, yaitu sebuah wawasan baru.
Dengan buku anda akan memiliki pengetahuan baru, dan anda akan menemui sebuah sudut pandang baru.
jika selama ini persepsi anda “diperkosa” oleh semua propaganda tertentu, sehingga menyempitkan sudut pandang anda akan suatu problematika,
Maka dengan membaca buku, anda akan menemukan sebuah cara pandang yang sangat berbeda dibandingkan dengan kebanyakan orang lainnya.
dan fakta yang menarik adalah dengan membaca buku, anda membuat hidup anda lebih tenang dan secara tidak langsung anda akan belajar mengontrol emosi dan waktu anda.
Jadi, pribadi anda yang tenang, bisa melihat sebuah permasalahan dari sudut pandang positif, dan pandai mengelola waktu, serta produktivitas anda, adalah sebuah manifetasi dari kebiasaan anda membaca buku.
2- Menulis
Seperti tulisan ini, anda bisa membuatnya hanya kalau anda mau membaca dan mau menulis.
Ya menulis disini maksudnya bukan dengan pulpen dan kertas, melainkan dengan sarana blog yang sudah disediakan.
Anda bisa mulai menulis dan mendirikan blog anda sendiri, menggunakan layanan blog yang gratis seperti WordPress, dan blogger, atau layanan lainnya.
Tidak jauh berbeda dengan ‘saudaranya’ yaitu membaca, menulis juga melatih anda untuk tenang, dan yang paling penting adalah untuk fokus.
Fokus adalah sebuah tantangan bagi saya, saya sangat mudah terdisrupsi dengan semua notifikasi yang muncul di semua sosial media.
Saya tidak bisa fokus dan sabar walau hanya 10 menit, percayalah !
Tapi dengan menulis anda memaksa atau melatih diri anda untuk fokus, apa yang dimaksud fokus dalam menulis ?
- Anda fokus ke topik bahasan anda, bergesernya judul dengan topik bahasa di awal-tengah-akhir adalah bukti ketidak fokusan anda.
- fokus ke sisi apa yang anda mau ambil
- dan fokus ke hal apa yang anda ingin bahas.
Dan anda sangat tidak mungkin mendapatkan ini di Instagram.
Menulis dan membaca sangat bertentangan dengan efek samping instagram yang justru menyebabkan kerusakan mental.
3- Lakukan hobi anda
Ya tentunya bukan hobi online di sosial media ya, ha ha ha
Melainkan hobi anda yang lain, misalnya bersepeda, memasak, berkebun, fotografi, dan lainnya.
Anda bisa memnafaatkan waktu anda yang sebelumnya anda gunakan untuk menggunakan Instagram, dengan mempertajam skill anda atau kemampuan anda.
dan hal yang paling penting dari sebuah ketajaman skill atau kemampuan dari hobi yang anda jalankan adalah memonetisasinya.
Siapa yang tidak senang mendapatkan uang dari sebuah pekerjaan yang anda senang melakukannya.
dan semua kegiatan atau hal produktif lain yang bisa anda lakukan dibanding anda scroll tap tap semua foto teman teman anda yang menyebabkan anda dikelilingi sebuah ekosistem yang menyesakkan dada anda.
Kesimpulan
Instagram adalah sarana bersosial media yang baik, dengannya anda bisa mengetahui semua kegiatan sahabat dan rekan anda.
Namun, bak pisau bermata dua, anda bisa menggunakannya untuk sebuah hal positif, namun anda juga bisa tertusuk olehnya.
dan 80% justru mengalami hal hal yang sangat dihindari, yaitu terganggunya ketenangan dalam hidup anda.
Fakta fakta telah disebutkan bahwa kegelisahan akan menghantui anda yang tidak bisa dengan bijak menggunakan Instagram dengan baik.
Anda seperti terkungkung dalam sebuah dimensi yang dimana dan tidak sadar akan kondisi anda sebenarnya.
anda dipaksa untuk menhabiskan waktu anda untuk ‘bercumbu’ dengannya setiap saat.
Ganti kebiasaan tersebut dengan hal hal yang produktif seperti membaca, menulis dan melakukan hobi anda.
yang dengannya anda mungkin bisa mendapatkan keuntungan lainnya seperti penghasilan tambahan tentunya, ha ha ha
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
”Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang”.
(HR. Bukhari no. 6412, dari Ibnu ‘Abbas)
Mungkin itu yang bisa saya sampaikan, semoga bermanfaat.
Tertarik untuk menghapus aplikasi Instagram anda selama sebulan?
Share pengalaman anda di kolom komentar ini, dan kita diskusikan bersama 🙂